Guilty Crown












Guilty Crown
Guilty Crown, anime ini akhirnya setelah 22 episode selama beberapa bulan, tamat/ending dengan cukup memuaskan. Anime buatan Sunrise ini mendapat banyak cercaan dan pujian di berbagai forum anime. Banyak yang bilang ceritanya meniru-niru Code Geass, Ouma Shu adalah protagonist terburuk yang pernah ada, dan macam-macam sekali pendapat-pendapat yang kurang enak untuk didengar. Satu hal sebelum aku menulis review ini, saya tidak akan membanding-bandingkan aspek Guilty Crown dengan anime lain seperti Code Geass. Bagi saya setiap anime memiliki keunikan dan kelemahannya sendiri.

Guilty Crown

Untuk cerita animenya bermula ketika jepang dilanda oleh Apocalypse Virus, yang muncul secara tiba-tiba sebagai akibat kejadian Lost Christmas pada tanggal 24 Desember 2029. Sebuah badan internasional bernama GHQ mengambil alih pemerintahan Jepang dengan maksud memulihkan Jepang dan melenyapkan Apocalyspe Virus.

Di dalam ceritanya setelah 10 tahun kemudian, kita bertemu dengan Ouma Shu, seorang siswa SMA yang sedikit tertutup. Serangkaian kejadian mempertemukannya dengan Yuzuriha Inori, vokalis Egoist. Inori membawa tabung berisi Void Genome yang harus diserahkan kepada Tsutsugami Gai, ketua Funeral Parlor, sebuah kelompok pemberontak. Di perjalanan, Inori dan Shu diserang Endlave, mecha milik GHQ. Akhirnya, Shu memakai Void Genome dan mendapat the King’s Mark di tangan kanannya. Kini, Shu bisa menarik keluar Void, yaitu perwujudan fisik dari hati manusia. Shu menarik keluar Void milik Inori, sebuah pedang raksasa, dan menghancurkan Endlave yang menyerang mereka.

Shu kemudian masuk Funeral Parlor setelah melalui berbagai cobaan yang menguatkan mentalnya, dari pertarungan hingga pengkhianatan. Dengan kekuatan King’s Mark, ia membantu Funeral Parlor menjalankan misinya untuk melawan GHQ. Tapi, GHQ tetap kuat, dan mencoba menghidupkan kembali kejadian Lost Christmas.
GHQ berhasil membangunkan Mana, kakak perempuan Shu yang disebut sebagai Eve. Di sini, Shu belajar tentang apa yang sebenarnya terjadi 10 tahun lalu. Dengan bantuan Gai dan Funeral Parlor, Mana berhasil dikalahkan untuk sementara, dengan taruhan nyawa Gai . . .

Guilty Crown

Lost Christmas 2 berhasil digagalkan, tetapi Tokyo masih berantakan. Tennouzu High, sekolah Shu, menjadi tempat penampungan korban sementara. Tapi, keadaan memburuk karena Loop 7, daerah dimana Tennouzu High terletak, disegel dan dijaga oleh pasukan Ghost milik GHQ. Tidak ada apapun atau siapapun yang boleh keluar masuk Loop 7, menyebabkan krisis makanan dan vaksin. Di tengah kekacauan ini, Shu muncul sebagai diktator yang memerintah Tennouzu dengan kekuatan Void. Shu menciptakan sebuah sistem ranking berdasarkan kekuatan Void teman-temannya. Pada saat itu juga, Gai dihidupkan kembali oleh GHQ.

Tak lama setelah mengumpulkan kekuatan yang cukup, Shu memulai rencananya untuk menembus pertahanan Ghost dan keluar dari Loop 7. Sayangnya, di tengah jalan, rencana Shu gagal karena kudeta yang dilakukan beberapa anggota OSIS. Gai muncul dan memotong tangan kanan Shu, mengambil kekuatan King’s Mark untuk dirinya…
Shu yang kehilangan kekuatannya kabur bersama Inori. Gai mengancam, jika PBB berani bertindak, maka ia akan memerintahkan 256 Leukocyte, satelit GHQ yang mengorbit bumi, untuk menghancurkan dunia.

Guilty Crown

Gai kembali mencoba menghidupkan Mana untuk memanggil Lost Christmas yang akan menghancurkan dunia dan membuat dunia baru. Untuk itu, ia memerlukan Inori. Shu dan Inori sedang bersembunyi di sebuah gedung tua. Shu terpuruk, selalu menyalahkan dirinya karena tidak bisa melindungi orang terdekatnya. Inori kemudian melumpuhkan Shu, dan menghadapi Anti-Bodies, pasukan GHQ yang mencari mereka, sendirian. Sayangnya, Gai berhasil menangkap Inori.

Yang selanjutnya di tempat GHQ, ibu Shu, Ouma Haruka, berhasil mencuri Void Genome terakhir. Di persembunyian Funeral Parlor, Haruka bingung akan memberikan Void Genome itu pada siapa. Ayase, pengendali Endlave Funeral Parlor, bersikeras agar Haruka menyuntikkan Void Genome itu pada dirinya, namun Haruka menolak, dengan alasan Void Genome itu bisa membunuhnya. Tiba-tiba, Segai, si Joker dari GHQ, muncul dengan pasukan Endlave. Pertarungan terjadi, dan Shu tiba-tiba muncul dan menyuntikkan Void Genome terakhir ke dirinya sendiri. Tangan kanan Shu kembali lagi dan kini ia mampu menarik dan menyimpan Void. Dengan bantuan teman-temannya, Shu membunuh Segai.

Guilty Crown

Mana sudah hampir selesai dibangkitkan. Shu, Funeral Parlor, dan PBB memulai serangan ke markas GHQ. Di lantai atas, Shu bertemu dengan Yuu, perwujudan dari organisasi Daath, yang menginginkan terjadinya Fourth Apocalypse. Yuu menceritakan semua di balik bangkitnya Mana dan terpilihnya Shu dan Gai sebagai Adam. Shu tidak bisa menerima apa yang dikatakan Yuu, yang berakibat sebuah pertarungan. Akhirnya, Yuu kalah, dan Shu bertemu dengan Gai. Fourth Apocalypse sudah dimulai.


Meski Inori sudah dikuasai Mana, hati Inori masih ada. Gai dan Shu bertarung dengan pedang raksasa mereka masing-masing. Di akhir, Gai kalah dan Shu menyerap semua Virus di dunia. Tubuhnya mengkristal, namun di saat terakhir, Inori pun mengorbankan dirinya untuk shu sebagai kekasihnya . . .
Beberapa tahun kemudian, Tokyo sudah dibangun kembali. Shu kehilangan penglihatannya dan memakai tangan prostetik. Di pinggir danau, Shu mendengarkan lagu Inori sambil mengenang hari-harinya bersama Inori . . .

Guilty Crown


Guilty Crown adalah sebuah anime yang cukup bagus, dan Guilty Crown ini memiliki keunikan tersendiri dan cukup menarik untuk ditonton. yah munkin hanya segitu saja dari saya akhir kata untuk anime ini, "Guilty Crown bukanlah anime untuk semua orang, hanya bagi mereka yang mengerti bahwa untuk menjadi penyelamat, Dukungan dari teman-teman dan seseorang yang penting sangatlah diperlukan."

Guilty Crown





Post a Comment